Yayat dan ratusan warga mengaku mendukung pembangunan jalan tol tersebut. Hanya saja, mereka tak mau dirugikan. “Kami mendukung tol ini, tapi jangan sengsarakan kami. Tanah saya seluas 822 meter hanya dibayar Rp10 juta saja,” katanya.
Cerita Cecep lebih memilukan. Hingga kini lahannya seluas 1.600 meter belum diganti. “Pajaknya tetap ke saya. Sampai sekarang saya tetap membayarkan pajaknya. Padahal tanah saya sudah jadi jalan tol meski belum dibayar,” ujarnya.
Begitu juga dengan Yoyoh Sri Lestari tanahnya yang sudah digarap menjadi lahan tol, namun belum ada pembayaran sama sekali. “Sertifikat tanah masih sama saya,” ucapnya. (Red).