Menurut JAM-Intelijen ciri pemimpin berkesadaran yaitu:
1. Pandangan yang Benar: Memiliki visi yang jelas tentang apa yang benar dan salah,
2. Ucapan yang Benar: Berkomunikasi dengan nada yang lembut, tanpa menghasut, dan memberikan solusi konstruktif,
3. Perbuatan yang Benar: Melakukan tindakan yang bermanfaat bagi orang lain dan lingkungan.Upaya yang Benar di Bidang Spiritual: Melatih diri melalui meditasi dan refleksi untuk meningkatkan kualitas spiritualitas.
JAM-Intelijen menggaris bawahi bahwa, peningkatan daya kritis masyarakat yang dipengaruhi oleh framing media sosial dan viralitas berita menimbulkan tekanan bagi aparatur penegak hukum. Kondisi ini menuntut proses hukum yang lebih akuntabel, berkeadilan, humanis dan profesional.
Selain itu, JAM-Intelijen juga memperkenalkan metode berdasarkan teori Skala Kesadaran Hawkins, yang mengajarkan peningkatan dari pola pikir berbasis “force” (pemaksaan) menjadi “power” (pengaruh positif). Praktik meditasi ringan, afirmasi positif, dan pembiasaan perilaku baik disebut sebagai langkah kunci dalam membentuk kepemimpinan berkesadaran.