Ikatan identitas yang rapuh kita kenal dengan nama suporter, para pendukung klub begitu kuat bahkan mengalahkan nasionalisme mereka. Walaupun para pemain bola bisa berada dalam satu timnas, namun kalau sudah berada di klub masing-masing, maka para supporter akan terbelah.
Bahkan bisa begitu sengit permusuhannya. Kalau kita meneliti kita akan melihat bahwa para pendukung begitu rasis, klub bola A atau B yang sering disebut musuh bebuyutan, ada saja chant–chant yang sering dinyanyikan yang berisi sumpah serapah untuk klub rival mereka. Hal ini bukan saja terjadi di dalam negeri bahkan di luar negeri pun sama.
Meskipun sepak bola adalah sekedar salah satu olah raga, namun dalam kehidupan yang berpijak pada sistem kehidupan yang kapitalistik dan materialistik jelas di sana ada keuntungan yang didapat oleh para pengusaha pendiri klub-klub, para pemain, dan juga lembaga penyelenggara.