Kemenkes sejauh ini berhasil mengidentifikasi 91 obat sirup yang dikonsumsi anak tersebut sebelum dinyatakan mengalami gagal ginjal akut. Selain kandungan poly etilen glikol, sejumlah faktor lainnya adalah daya tahan tubuh anak yang rentan, hingga lingkungan yang tidak terlalu bersih. Pasalnya tidak semua anak yang menderita gagal ginjal akut tersebut sedang minum obat sirup, yang tercemar zat yang berbahaya.
Persoalan kesehatan anak bukankah kasus baru. Sebelumnya ada kasus stunting, gizi buruk, yang sampai sekarang belum ada solusi yang tuntas. Kematian anak yang tinggi melalui fenomena gagal ginjal akut dalam dua bulan terakhir ini, seharusnya menyadarkan penguasa dan masyarakat bahwa ada kesalahan dalam tata kelola kesehatan di negeri ini.












