KAB. BANDUNG || bedanews.com — Merasa prihatin dengan situasi dan kondisi tanah air saat ini, salah seorang tokoh masyarakat Kabupaten Bandung, H. Osin Permana, menyampaikan asal mula terjadinya aksi demo rakyat Indonesia itu akibat adanya warisan beban hutang tinggi dari pemerintah sebelumnya sehingga pemerintah sekarang kelimpungan mencari tambahan pendapatan negara.
Bila kemudian aksi demo yang dilakukan semakin ricuh, menurutnya, ini merupakan dampak dari keegoisan para elite “Elit Politik”, dalam hal ini DPR RI dan DPRD yang dianggapnya sebagai produk dari politik yang kotor. Alasannya mereka bertahta dari hasil pemilu yang sarat dengan money politik. “Sehingga setelah terpilih mereka akan mencari dana pengganti, diantaranya dengan menaikkan pendapatan mereka,” katanya melalui telepon selular, Sabtu 30 Agustus 2025.
Tokoh Osin memvisualisasikan anggaran untuk menjadi anggota DPR RI itu sekitar 10 miliar, DPRD Provinsi 5 miliar, sementara untuk DPRD Kabupaten/Kota bisa dari ratusan juta hingga 2 miliar sampai 5 miliar. Jelas ini tidak sebanding dengan pendapatan mereka perbulannya.
“Kalau mau semua elite politik transparan saja, apakah kenaikan tunjangan di DPR RI saja? Menurut saya, tidak semua level DPRD menaikkan pendapatan mereka akibat beban biaya politik yang besar,” tegasnya.
Perlu juga diketahui, tambah Osin, kenaikan tunjangan itu tidak hanya pada legislatif saja, termasuk para pejabat pemerintah juga ugal-ugalan, seperti Direksi BUMN yang besar ditambah dengan rangkap jabatan, artinya para elit sudah tidak punya rasa malu ditengah rakyat yang banyak kesulitan ekonominya.
Sikap elit yang hedonis gaya pamer harta, bersikap sombong dan menghina rakyat yang menyayat hati nurani rakyat, bahkan yang kita prihatin di kalangan DPRD yang terjerat hutang besa ke bank BJB berkisar 1 – 2 miliar yang mereka keridit. “Jadi kalau begitu adanya bagaimana mereka mau Klu fokus membela rakyat la wong mereka juga terjearat hutang,” pungkas Osin.***













