Di hadapan awak media, Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya menegaskan bahwa sejak hari pertama bencana pada 25 November 2025, Presiden telah memerintahkan penanganan yang cepat, terkoordinasi, dan terukur. TNI ditugaskan sebagai unsur utama mobilisasi bantuan melalui pesawat angkut berat, baik milik TNI maupun maskapai sipil. Presiden juga menekankan pentingnya pemulihan komunikasi di wilayah terdampak, sehingga lebih dari 100 perangkat komunikasi diberangkatkan untuk memastikan koordinasi berjalan optimal hingga ke daerah terdalam.
Untuk memperkuat dukungan udara, TNI menyiapkan lima pesawat angkut fix wing, yakni tiga C-130 Hercules, satu A400M, dan satu Boeing 737 Camar, serta mengerahkan sembilan helikopter lintas matra sebagai unsur rotary wing: empat Caracal TNI AU, satu Mi-17 dan satu Bell 412 TNI AD, dua Panther TNI AL, serta satu Dolphin BNPP. Seluruh unsur udara diberangkatkan pada 28 November 2025. Dari unsur laut, TNI AL menyiapkan empat KRI, KRI Suharso-990, KRI Semarang-594, KRI Teluk Banten-516, dan KRI Teluk Gilimanuk-531 untuk mendukung pendistribusian bantuan melalui rute laut.












