Menurut dr. Rina, tantangan utama yang dihadapi adalah aksesibilitas. “Lokasi kami yang berdekatan dengan pasar seringkali terkendala kemacetan. Selain itu, posisi kami di ujung kota dan status Kabupaten Malang yang belum Universal Health Coverage (UHC) menjadi kendala bagi sebagian pasien,” jelasnya.
Meskipun utilisasi masih rendah, dr. Rina menegaskan bahwa RSUD Kota Malang berkomitmen memberikan perawatan sesuai kebutuhan medis pasien, tanpa batasan hari rawat. “Kami pernah merawat pasien dengan ventilator selama satu bulan. Ini bukti komitmen kami,” ujarnya.
Namun, isu waktu tunggu menjadi perhatian serius. Pihak rumah sakit mencatat waktu tunggu pelayanan bisa mencapai 80-90 menit, terutama karena banyak pasien datang sebelum loket dibuka. Di sisi lain, antrean farmasi untuk obat racikan yang memakan waktu lebih dari 60 menit menjadi keluhan utama pasien.












