BANDUNG. BEDAnews.com – Salah satu penyebab banyaknya terjadi bencana yang terjadi akibat perubahan lingkungan adalah kurangnya kesadaran para pemimpin, bukan kesadaran masyarakat. Para pemimpin membuat peraturan tetapi tidak konsisten melaksanakannya.
Hal ini diungkapkan Sekretaris DPD PDI Perjuangan Jawa Barat Ir. Ketut Sustiawan, dalam diskusi Tantangan dan Solusi Bancana Alam yang dilaksanakan olehy Fraksi PDI Perjuangan DPRD Provinsi Jawa Barat bersama Ikatan Wartawan Parlemen DPRD Provinsi Jawa Barat yang berlangsung di Rooftop Gedung DPRD Jabar, Jl. Diponegoro 27 Bandung. Kamis (20/3).
Ketut menyebutkan, sebagian besar kesalahan itu karena manusia, kalau bicara banjir secara teoritis kecepatan air lebih tinggi dari runoff (alirannya permukaan air menuju laut) ilmu irigasi itu banyak tetapi tidak diterapkan, membangun jalan itu harusnya dari drainagenya dulu, bahu jalan , baru badan jalan, tapi yang terjadi tidak seperti itu, dan itu dibiarkan.
“Siapa yang membiarkan, bukan rakyat, bukan masyarakat. Tetapi pejabatnya yang membiarkan itu terjadi, karena apa, karena ujung-ujungnya duit.”ungkap Ketut yang menolak pembangunan Gedung DPRD Jabar dan Hotel di jalan diponegoro pada saat duduk sebagi anggota DPRD Jabar pada tahun 90an.
Mantan anggota DPR dari dapil Kota Bandung Cimahi ini menegaskan, sikap DPI Perjuangan terhadap lingkungan, terhadap persoalan bencana alam ini, akan dituangkan dalam pandangan fraksi pada saat penyusunan RPJMD.
Ditambahkan isu lingkungan itu isu global, mau mitigasi mau penanggulangan, semua itu muaranya bagaimana meminimalkan resiko, resiko harta benda, resiko korban jiwa.
Bahwa Bencana itu tidak bisa dihindari tetapi setidaknya resiko itu bisa diminimalkan. Karena itu PDI Perjuangan bersikap silahkan Pa Gubernur bertindak sesuai kewenangan , tugas dan tanggungjawabnya, mau bongkar-bongkaran silahkan !
“Tetapi PDIP memandang bagusnya kesalahyan itu harus diperbaiki, perlu juga langkah langkah itu dikomunikasikan dan tidak sporadis. Hoyong itu jalan kaditu, hoyong ieu jalan kadieu. Teu kengen kitu ari ngurus nagara mah. !”
Mari kita perbaiki kesalahan, lebih baik menyadari kesalahan dari pada kesalahan dibiarkan berlarut larut. Ongkoh aya Perda, tapi Perda teu bisa dilaksanakeun. Keur naon nyieun Perda kamahal-mahal.! Pungkas ketut.