Proses produksi Tetenong melibatkan berbagai unsur, terutama Kelurahan Binong, Pokdarwis, dan masyarakat setempat.
“Bunga telang, yang merupakan tanaman rambat dan mudah dibudidayakan, ditanam di hamparan pinggir sungai. Pemanfaatan lahan ini tidak hanya mendukung produksi Tetenong, tetapi juga berkontribusi pada penghijauan lingkungan sekitar,” jelas Wawan.
“Saat ini, Tetenong sudah mulai disajikan dalam bentuk kemasan botol dan sedang dalam proses memperoleh sertifikasi halal serta Hak Kekayaan Intelektual (HAKI),” ungkapnya.
Wawan berharap sertifikasi ini segera keluar, sehingga pihaknya bisa segera mempopulerkan minuman lokal yang berkhasiat untuk kesehatan ini lebih luas lagi.
Dengan keunikan dan manfaat kesehatan yang ditawarkan, Tetenong diharapkan dapat menarik lebih banyak wisatawan dan memberikan kontribusi positif bagi ekonomi lokal.