KAB.BANDUNG || bedanews.com — Perempuan semampai itu yang beralamat di Kampung Kaca-Kaca RT04 RW02 Desa Sugihmukti Kecamatan Pasirjambu Kabupaten Bandung, merupakan Juru Kendang di Paguron Sinar Siliwangi Putra Lugay, yang merupakan puteri pelaku seni budaya daerah.
Sosok perempuan ramah dan supel berkulit putih itu, bernama Wina Winarti kelahiran tahun 1996, yang mengaku menyukai sebagai juru tepak kendang karena keluarganya mempunyai Paguron Pencak Silat. Karena sering melihat membuat dirinya tertarik dan mempelajarinya dari sejak kecil.
Eksistensinya sebagai Juru Tepak Kendang dari tahun 2013 sejak berdirinya Pagurom Seni Beladiri Pencak Silat Sinar Siliwangi Putra Lugay hingga sekarang ia melakoninya, dan ia merupakan perempuan satu-satunya di Kabupaten Bandung yang berperan sebagai juru tepak kendang.
Wina menceritakan pengalamannya ketika direkrut Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) sebagai Juru Tepak Kendang di Negeri Belanda dan Perancis pada tahun 2018 lalu. Ia tak menyangka dirinya bisa terpilih sebagai perwakilan Indonesia.
“Padahal masih banyak yang ahli sebagai Juru Tepak Kendang, tapi karena karena menginginkan sosok perempuan, jadi saya yang terpilih,” katanya usai mengiringi Rampak Silat di kegiatan Pasanggiri Pencak Silat KORMI di Stadion si Jalak Harupat, Minggu 15 Oktober 2023.
Masih dengan senyum manisnya yang tak lepas dari bibirnya, ia menceritakan pengalamannya sewaktu di Belanda, dengan kepiwaiannya sebagai juru tepak kendang selama seminggu ia mengajari di Belanda cara bermain kendang, termasuk pencak silat. Dan seminggu lagi di Perancis dengan pengajaran yang sama.
Wajar kalau ia merasa gugup saat itu, tapi Alhamdulillah ia bisa melampauinya dengan lancar. Bahkan sambil tertawa kecil ia mengatakan, kesulitannya itu saat melakukan komunikasi menggunakan bahasa asing yang diakuinya hanya sedikit menguasainya.
Srikandi Kendang itu bersyukur bisa membudayakan seni budaya daerah melalui kelicahan tangannya saat tepak kendang. Dan ia merasa bangga bisa membawa daerahnya di negeri asing juga memperkenalkan keluhungan seni budaya Sunda.
“Kendang itu hanya sarana, jadikanlah sarana tersebut sebagai bagian kecintaan kita terhadap seni budaya warisan leluhur. Karena bila kita mempermainkannya dengan sepenuh hati akan terdengar suara yang bisa menggetarkan sanubari,” ujarnya.
Sebagai Srikandi Kendang atau Srikandi Pelaku Seni Budaya, Wina berharap agar masyarakat bisa turut andil dalam melestarikan seni budaya daerah. Karena keayaan budaya merupakan ciri kebesaran bangsa.***