“Jika kebutuhan gizi tidak terpenuhi di 1000 HPK, dampaknya bersifat permanen. Anak berisiko mengalami stunting dan gangguan perkembangan otak, mereka adalah garda terdepan yang berinteraksi langsung dengan warga,” tutur Netty Prasetiyani.
Sementara itu, Muhammad Kholid menyampaikan bahwa Program MBG merupakan investasi jangka panjang untuk mencetak generasi Indonesia yang sehat dan unggul. Ia menyoroti pentingnya pengawasan dan pemerataan pelaksanaan program ini hingga ke wilayah terpencil.
“Program MBG adalah bentuk nyata investasi masa depan bangsa. Dengan kolaborasi dan pengawasan yang kuat, Indonesia dapat mewujudkan generasi bebas stunting,” tegasnya.
Kemudian dari Badan Gizi Nasional, Teguh Supangardi menegaskan bahwa MBG berperan besar dalam penguatan ketahanan pangan daerah dan pemberdayaan pelaku usaha lokal. Ia menjelaskan bahwa dapur MBG wajib memenuhi standar nasional terkait kalori, gizi, higienitas, dan keamanan pangan. “Sinergi pemerintah, masyarakat, dan pelaku lokal akan memastikan MBG benar-benar menjadi fondasi generasi Indonesia yang sehat dan berdaya saing,” ujarnya.











