Khusus misi kemanusiaan yang dilakukan MER-C Indonesia di negara-negara lain yang terkena musibah, Aat menilai bahwa, lembaga kemanusiaan itu sejatinya telah secara efektif melaksanakan peran “Second Track Diplomacy” (diplomasi jalur kedua).
Dalam hubungan internasional, diplomasi tradisional atau yang dikenal dengan istilah “first track diplomacy” (diplomasi jalur pertama) yang hanya melibatkan pemerintah relatif tidak efektif dalam rangka menyampaikan pesan-pesan diplomasi, termasuk dalam memberikan bantuan terhadap suatu negara yang tengah tertimpa musibah.
Maka, menurut Kepala Biro ANTARA di Markas Besar PBB New York periode 1993-1998 yang juga pernah menjadi Direktur Pemberitaan ANTARA 2016 itu, aktivitas diplomasi yang melibatkan peran publik seperti yang dijalankan MER-C Indonesia di Afghanistan sangat dibutuhkan untuk melengkapi aktivitas diplomasi tradisional yang dijalankan Pemerintah.