Pada akhirnya, legitimasi tertinggi tetap berasal dari rakyat. Prabowo terpilih karena mandat langsung dari rakyat, bukan semata karena dukungan dari tokoh tertentu. Kedaulatan berada di tangan rakyat, bukan pada individu atau partai mana pun.
Sebagaimana Jokowi pada awal pemerintahannya juga didukung penuh oleh PDIP, namun pada akhirnya ia memilih lebih mendekat kepada rakyat, bukan kepada partai atau yang lainnya. Presiden Prabowo pun perlu mengambil sikap serupa—menempatkan rakyat sebagai penentu utama arah kebijakan dan arah bangsa. Suara rakyat adalah suara Tuhan.
Presiden Prabowo juga harus menunjukkan warna kepemimpinannya sendiri. Jangan sampai muncul persepsi bahwa Prabowo hanyalah perpanjangan dari Jokowi, atau bahwa pemerintahannya berada di bawah bayang-bayang mantan presiden tersebut. Kedekatan yang proporsional terhadap Jokowi perlu dibangun, sebagaimana juga pentingnya menjalin hubungan baik dengan para mantan presiden lainnya. ***