Indonesia patut berbangga Wilson merepresentasikan suara hati anak bangsa yang peduli, dengan pepatah masyhur “Ketika manusia, berhenti peduli pada penderitaan sesamanya, maka dunia kehilangan jiwanya”.
Kepada sang tokoh, yang penulis kenal untuk pertama kali di sebuah wilayah “Petamburan”, walau bukan satu satunya agenda khusus kemanusiaan yang bakal Ia curahkan, namun patut menyuarakan peristiwa “korban 894 orang petugas KPPS dan KM 50” yang hingga kini prosesnya belum berkepastian hukum dan lacurnya sosok terduga kuat pelaku ‘disobedient’ masih wara wiri mencari korban sosok-sosok aktivis berikutnya.
Semoga Wilson Lalengke amanah terhadap perintah hati nuraninya dan berhasil sukses, termasuk tercapai apa yang tengah mayoritas bangsa ini harapkan. ***