Soal disrupsi media, kata dia, media massa harus terus berinovasi dengan tantangan teknologi yang begitu besar. Menurutnya, dalam industri 4.0 profesi yang akan hilang yakni kegiatan rutin, sebab akan digantikan oleh AI.
Namun, profesi jurnalistik termasuk yang bisa bertahan.
“Contohnya media online sekarang TV juga ada, karena menyesuaikan pola milenial,” ujarnya.
Sementara, Ketua PWI Jabar Hilman Hidayat mengatakan, disrupsi media sebelumnya dikalahkan oleh media sosial. Namun, karena fenomena Covid-19, media massa kembali terangkat.
“Adanya Covid-19 media mainstream terangkat kembali karena konten melalui verifikasi dan dipertanggungjawabkan,” katanya.
Menurutnya, fenomena media massa dipercaya kembali menguat oleh masyarakat menandakan keprofesionalan penyebaran informasi melalui uji verifikasi kejurnalistikan.