“Kami sudah berada di sini, diawali dengan mengumpulkan masyarakat penggarap tanah di sini ada 2 RW kurang lebih 40 orang. Nah, kemudian ditindaklanjuti oleh para Dansub kemudian para Kades untuk terus mengedukasi masyarakat. Kita titipkan tanaman ini kepada masyarakat penggarap untuk dirawat. Karena, hasilnya akan untuk mereka juga untuk meningkatkan ekonomi masyarakat itu sendiri,” jelasnya.

Dipaparkan Asep, 2600 bibit pohon yang ditanam saat ini menggunakan pola tumpangsari antara pohon keras dan pohon buah-buahan. Berdasarkan hasil pendataan yang dilakukan pihaknya, lahan kritis di cimenyan khususnya saat ini ada 1430 hektar.
“Semuanya ini di luar kawasan, artinya milik perorangan, para pengusaha. Kami menghimbau, kita bisa mencontoh hari ini lahan kurang lebih luas lahan 12 hektar milik Bandung Pakar untuk ditanami. Insya Allah kita berharap ini dijadikan lahan konservasi sebagai hutan kota,” harapnya.