Dimensi Psikologis: Antara Optimisme dan Kecemasan
“Kalau semua serba AI, apa saya masih dibutuhkan?” Pertanyaan ini makin sering muncul di kalangan pekerja. Psikologi kerja menemukan fenomena menarik yang disebut technostress
yaitu stres akibat berinteraksi dengan teknologi baru. Banyak pekerja merasa cemas, takut tergantikan, bahkan lelah dengan perubahan yang terus-menerus. Namun, cerita berbeda datang dari Bandung. Ada seorang desainer grafis muda memanfaatkan AI image generator untuk mempercepat proses ilustrasi. Jika dulu butuh waktu tiga hari membuat konsep, kini hanya hitungan jam. “AI bukan menggantikan saya,” ujarnya, “tapi membuat saya bisa fokus pada ide, bukan hanya teknis.” AI juga melahirkan optimisme baru. Pekerja bisa terbebas dari rutinitas membosankan dan lebih fokus pada pekerjaan bermakna. Anak muda yang akrab dengan teknologi justru menemukan peluang bisnis baru, mulai dari AI-driven content creation hingga analisis data untuk UMKM. Artinya, investasi AI harus diiringi dengan investasi kesehatan mental dan pelatihan SDM. Perusahaan yang bijak akan memastikan karyawannya tidak hanya resilient, tetapi juga memiliki growth mindset, mentalitas untuk terus belajar dan tumbuh di tengah perubahan.











