Program “WARIS SEHAT” menjadi contoh nyata bagaimana perguruan tinggi bisa turun langsung ke pesantren, menghadirkan solusi yang menyentuh kebutuhan dasar. Dr. Hetiyasari menyebutkan bahwa, langkah ini tidak hanya mendidik, tetapi juga meneguhkan hubungan erat antara perguruan tinggi dengan lembaga keagamaan tradisional.
Lebih jauh lagi, keberhasilan program ini menunjukkan bahwa pengabdian masyarakat tidak harus bersifat satu arah. Justru dengan adanya kolaborasi, baik perguruan tinggi maupun pesantren saling mendapatkan manfaat. Perguruan tinggi bisa menerapkan keilmuan dalam konteks riil, sementara pesantren memperoleh dukungan akademis untuk memperkuat kapasitas kelembagaannya.
Bahkan, jika program ini berlanjut, santri dapat menjadi jembatan pengetahuan bagi masyarakat. Mereka bukan hanya penerima manfaat, tetapi juga produsen pengetahuan yang bisa membagikan wawasan hukum dan kesehatan ke Desa-desa sekitar pesantren. Dengan demikian, pesantren bisa menjadi pusat pemberdayaan masyarakat yang lebih luas.










