Hal itu dibuktikan Tedy melalui hasil survey yang dilakukannya. Dia menyebut, ada 5,8 persen pelaku UMKM yang bangkrut setelah 2 tahun ini.
Angka tersebut berdasarkan hasil survey dari 1215 responden yang diambil dari ibu-ibu pelaku UMKM dari berbagai daerah Indonesia.
“Bahwa setelah dua tahun ini, UMKM itu ada yang meningkat bagus, ada bahkan usahanya bangkrut. Lebih kurang 5,8 persen yang bangkrut. Ini hasil survey dari 1215 responden dimana dominan itu ibu-ibu (pelaku UMKM) seluruh Indonesia. Itu 5,8 persen udah bangkrut setelah dua tahun ini,” terang Tedy.
Teddy mengurai, pada awal COVID-19 (tahun 2000), sebanyak 83 persen UMKM yang bangkrut. Tapi setelah dua tahun berlalu, per 1 Maret 2022, angkanya menjadi 5,8 persen UMKM yang bangkrut.
Menurut Teddy, selama proses dua tahun itu pemerintah akhirnya memberi kelonggaran. Terlebih, pada saat memasuki masa new normal, dua tahun belakangan sudah banyak perbaikan-perbaikan dari pemerintah.