Kemudian, soal wacana pencalonan Kaesang Pangarep, putra bungsu Jokowi, di Pilkada DKI Jakarta 2024. Awalnya, nama Kaesang muncul sebagai calon potensial, didukung oleh desakan dari berbagai pihak. Namun, siapa sangka? Di era digital ini, netizen punya peran besar dalam menentukan nasib seseorang, termasuk di politik. Ketika Kaesang terlibat dalam penggunaan jet pribadi untuk perjalanan ke luar negeri, sorotan publik langsung mengarah ke sana. “Ini anak muda yang mau jadi pemimpin kok gayanya mewah amat?” begitu kira-kira celoteh netizen di media sosial. Tuduhan nepotisme, dugaan KKN, dan gaya hidup mewah langsung menghiasi layar dunia maya. Dampaknya, pencalonan Kaesang terhambat, dan wacana dinasti politik Jokowi makin menjadi sorotan.
Ironisnya, teknologi yang membesarkan nama keluarganya, kali ini justru menjadi penghalang. Seperti pepatah bilang, “Roda selalu berputar,” dan kali ini, tampaknya, giliran netizen yang menarik rem. Meski Kaesang punya tim kampanye yang pintar, tak ada yang lebih cerdik dari netizen yang kritis. Teknologi digital di era ini bukan hanya sekadar alat promosi, tapi juga pisau bedah yang siap mengupas tuntas apa yang tersembunyi.