Pengerjaan alat ini pun cukup sederhana dan tidak membahayakan bagi pasien walaupun hanya didampingi anggota keluarga.
“Alat ini juga dilengkapi dengan bio feedback (acuan tanda untuk dapat ditangkap oleh penglihatan mata sehingga kita bisa mengukur daya otot yang dikerjakan untuk melakukan aktivitas tersebut,” ujar Kapusrehab Kemhan.
Lebih lanjut dijelaskan, contoh pasien yang dapat menggunakan alat ini ialah pasien pasca stroke atau pasca cedera. Pasien dapat memanfaatkan alat ini sebagai salah satu modalitas personal yang digunakan secara mudah seiring dengan terapi latihan yang dilakukan oleh team rehabilitasi medik di Rumah Sakit, seperti yang dilakukan RSPPN Soedirman. Sehingga pasien dapat melakukan latihan otot dengan lebih sering dan dapat dilihat dari bio feedback.