KAB. BANDUNG || bedanews.com — Merencanakan hadir 200 anggota Front Persaudaraan Islam (FPI) untuk aksi, Rabu 26 Februari 2025, tapi yang hadir hingga pukul 10.30 wib hanya sekitar 30 puluh orang di depan gerbang pintu masuk Pemerintahan Kabupaten Bandung.
Aksi demo yang dilakukan Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Kabupaten Bandung itu, membuat pernyataan sikap:
1. Usulan umat islam ke Pemerintah Daerah buat PERDA tentang kemuliaan Ramadan.
2. Warung/Restoran yang pantas diberi IZIN KHUSUS PEMDA untuk buka SETENGAH PINTU di siang bulan Ramadhan adalah yang berlokasi:
– Di persinggahan musafir seperti Pelabuhan, Stasiun, Terminal dan Hotel.
– Di tempat pelayanan kesehatan seperti Rumah Sakit, Rumah Bersalin, Puskesmas dan Klinik.
– Di tempat pekerja keras seperti proyek bangunan, pertambangan penggalian dan bongkar muat.
– Di tempat yang ditetapkan PEMDA karena pertimbangan khusus.
3. Selain yang tersebut di atas, Warung/Restoran TIDAK PATUT DIIZINKAN PEMDA untuk buka di siang bulan Ramadhan.
4. Adili Jokowi, mendesak penegakan hukum terhadap Presiden ketujuh RI Joko Widodo (Jokowi).
5. Mendesak Komnas HAM untuk membuka kembali penyelidikan atas Tragedi KM 50. yaitu pembunuhan di Tol Karawang terhadap enam anggota Laskar FPI yang mengawal Habib Rizieq Syihab.
6. Mendorong Komnas HAM untuk memproses hukum sejumlah pejabat yang menjabat pada masa pemerintahan Presiden Joko Widodo yang diduga terlibat langsung maupun tidak langsung dalam peristiwa tersebut.
7. Menuntut Presiden Prabowo Subianto untuk segara mencabut status PSN PIK-2 dan menghentikan proyek PIK-2.
8. menuntut DPR RI membentuk Pansus PIK-2 guna menemukan berbagai pelanggaran hukum dan kerugian negara dalam PSN PIK-2.
9. meminta BPK RI melakukan audit investigatif secara menyeluruh terhadap pelaksanaan PSN PIK-2.
Ketua FPI Ustadz Agus Mulyana, mengharapkan pihak Pemkab Bandung bisa menerima usulan yang sudah disampaikan dan segera melakukan tindakan bagi siapa saja yang melanggar ketentuan tanpa tebang pilih.
“Bulan suci Ramadhan ini merupakan bulan penuh berkah mari kita isi dengan segala kebaikan,” ujar Ustadz Agus.***