Kedua: Mengapa Konsistensi Menentukan Pembelajaran? Konsistensi bukan sekadar repetisi—ia adalah ritme integritas. Tanpa konsistensi, visi sekolah tak punya akar, nilai-nilai hanya jadi slogan, dan siswa kehilangan arah. Seperti tim bola yang butuh kapten konsisten dan pelatih yang tetap tenang saat tertinggal, siswa pun butuh guru dan lingkungan yang stabil secara moral dan emosional. Kurikulum Cinta mengajarkan konsistensi melalui tindakan kecil: guru hadir tepat waktu, guru memberikan umpan balik bermakna, dan siswa diberi ruang untuk gagal tanpa dihakimi. Deep Learning mencatat progres harian bukan untuk kompetisi, tetapi untuk memantau konsistensi dalam berkembang. Gapura Panca Waluya menghidupkan nilai ini lewat Komite Cinta Sekolah, di mana warga sekolah bersama-sama menjaga irama budaya yang sehat dan merata.