Dipaparkan, bahwa kurban juga memiliki dimensi ekonomi yang sangat penting, yakni menciptakan siklus ekonomi produktif, mulai dari peternak lokal, kemudian distribusi daging, hingga gotong royong dalam pelaksanaan. Jika dikelola dengan baik, kurban dapat menjadi daya ungkit ekonomi rakyat kecil, terutama di sektor peternakan, UMKM, dan logistik.
Dalam menyongsong Indonesia Emas 2045, lanjut Ia semangat kurban harus dihidupkan kembali, bukan sekadar ritual ibadah tahunan, tetapi sebagai spirit kolektif untuk membangun bangsa yang bermartabat, mandiri, dan adil bagi semua. Generasi muda yang berjiwa kurban adalah mereka yang memiliki fondasi kokoh bagi negeri yang ingin melompat jauh ke depan, tanpa kehilangan akar nilai-nilai luhur.
“Mereka adalah pemuda-pemudi yang siap bekerja dalam diam, bertindak dalam terang, dan menebar manfaat dalam setiap ruang. Mereka rela mendahulukan kepentingan bersama dibanding kepentingan pribadi, peduli terhadap kaum lemah dan tak terwakili, mandiri secara ekonomi, namun tetap kuat secara spiritual.” terangnya.