Oleh: Lilis Sulastri
(Guru Besar Ilmu Manajemen UIN SGD Bandung)
Pengantar
Lebih dari satu abad lalu, tepatnya pada 20 Mei 1908, lahirlah organisasi Boedi Oetomo sebagai penanda awal kebangkitan nasional. Para pelajar dan pemuda saat itu, meski hidup di tengah keterbatasan dan penjajahan, memiliki keberanian untuk bermimpi dan bertindak. Mereka sadar bahwa masa depan Indonesia hanya bisa diwujudkan melalui pendidikan, kesadaran kolektif, dan semangat gotong royong.
Kini, lebih dari seratus tahun berselang, kita hidup dalam lanskap yang sangat berbeda. Bangsa Indonesia telah merdeka, berkembang, dan terus bergerak dalam dinamika globalisasi, digitalisasi, dan transformasi sosial-budaya. Namun pertanyaannya, apakah semangat kebangkitan itu masih menyala? Apakah kita benar-benar bangkit sebagai bangsa, ataukah hanya berdiri tanpa arah di tengah gemuruh zaman?