Oleh: Muhammad Rofik Mualimin (Kolumnis/Dosen STAI Yogyakarta/Pengasuh PP Latifah Mubarokiyah)
YOGYAKARTA || Bedanews.com – Agustus 2025 menandai tonggak sejarah 80 tahun kemerdekaan Indonesia. Perjalanan panjang yang sarat perjuangan ini mestinya menjadi momen refleksi sekaligus evaluasi terhadap kondisi negeri tercinta.
Namun, di tengah gegap gempita perayaan, kita tak boleh menutup mata terhadap fakta bahwa kemiskinan, keterbelakangan dan kebodohan masih membayangi sebagian besar rakyat Indonesia.
Sejak proklamasi 1945, berbagai upaya telah dilakukan pemerintah demi memperbaiki kualitas hidup masyarakat. Namun, kemiskinan masih menjadi momok utama.
Menurut data BPS (2024), sekitar 9,2 persen penduduk masih hidup di bawah garis kemiskinan nasional. Walaupun angka ini menurun signifikan dibanding beberapa dekade lalu, nyatanya kemiskinan struktural tetap sulit disingkirkan.












