“Estimasi nilai investasi yang diperlukan untuk melaksanakan kerja sama tahap pertama untuk kapasitas 2 juta ton baja per tahun ini adalah sebesar US$ 1,2 miliar,” ujar Pria Kelahiran Kota Wali Demak ini.
Lebih lanjut, Kerja sama ini bertujuan untuk mengembangkan steel long product dari hulu yang memproduksi baja billet dan pengembangan hilir rolling mill dalam bentuk wire rod mill pada tahap pertama. Selain itu, fasilitas manufaktur baja akan dibangun secara otomatis, cerdas, dan ramah lingkungan.
Reaktivasi ini juga akan memperkenalkan teknologi dan peralatan baru untuk membangun ekosistem baja dan mendorong perkembangan pesat industri baja di Indonesia.
“Untuk tahap pertama, akan dibangun pabrik dengan kapasitas 2.0 juta ton per tahun dan bisa ditingkatkan kapasitasnya di masa depan sampai dengan 4.0 juta per tahun,” imbuh Purwono.