Reuni yang diprakarsai oleh Andini Putri (angk’1979), Haris (angk’1974) serta Ruhiyat (guru SDN M. Toha 1970-1996) itu karena pandemi sempat tertunda selama 20 bulan. Namun meski tertunda antusiasme para alumni itu tidak surut untuk hadir.
Sebanyak hampir 423 alumni dari berbagai angkatan, latar belakang pendidikan dan pekerjaan, yang rata-rata sudah emak-emak, sudah jadi aki nini, bahkan ada yang sudah jadi buyut pun berdatangan ke lokasi acara reuni.
Dilihat dari kendaraan yang terparkir, mereka berdatangan dari berbagai kota. Ada yang datang sendiri, berpasangan, ramai-ramai 1 mobil, bahkan ada yang diantar anak cucunya karena usianya benar-benar sudah sepuh.
Seperti Dimyat misalnya, laki-laki berusia 82 tahun itu begitu semangat dan nampak senang dan haru hadir ditemani dua cucunya. Dimyat disambut panitia dan ditempatkan di kursi VIP. Meski langkahnya terlihat gontai dan dipapah cucunya, namun penglihatan, pendengaran dan selera makannya masih nampak bagus. Itu terbukti saat penulis bertanya, Dimyat menjawab dengan baik.