“Bukan suatu hal yang mudah bagi Prajurit untuk menjalankan ibadah puasa di negara orang, namun dalam tugas operasi bagi Prajurit yang ada hanya Semangat atau Semangat Sekali dan Senang atau Senang Sekali,” tegas Dansatgas Kizi Monusco XX-S.
Menjalankan Ramadhan didaerah misi dengan situasi yang penuh konflik menjadi suatu hal yang tidak mudah, perbedaan waktu antara negara Kongo dan Indonesia terpaut 5 jam lebih awal waktu Indonesia, dan luar biasanya lagi suhu udara di daerah tersebut mencapai 40 derajat celsius pada siang hari.
Para Prajurit TNI yang sedang bekerja membangun infrastruktur seperti membuat jalan, membangun bandara dan fasilitas Camp Pasukan PBB pada di siang harinya harus mengakali dengan membawa handuk basah untuk membasuh kepala mereka agar tidak terjadi dehidrasi.