Dan logis jika Jokowi lupa, apa yang pernah dia nyatakan dan publis sebelumnya, disebabkan terlampau banyaknya kebohongan yang dirinya sampaikan dan Ia lakukan.
Sehingga kesemuanya lagi-lagi membuktikan, gambaran sosok Jokowi seorang yang memiliki data anomali kepemimpinan, yang tak peduli walau publik memberikan bukti ucapannya sering terbolak balik (tidak konsisten), karena pada hari ini beda dengan hari kemarin, selain nyata berbeda praktiknya, bahkan bisa berubah pada lusa atau pekan depan terhadap peristiwa sesuai narasi yang pernah ‘kemarin’ Ia sampaikan.
Oleh karenanya publik bangsa ini memang tidak keliru, jika terus menyerukan *_ADILI JOKOWI_* disertai tanda seru merah dibelakang kalimat, oleh sebab banyaknya peristiwa politik dan hukum serta kebohongan yang telah dilakukan oleh Jokowi diantara dan utamanya terkait dugaan publik Jokowi mengggunakan Ijasah S 1 Palsu dari fakultas Kehutanan UGM dan selain dan selebihnya Jokowi saat menjadi presiden diduga kuat telah banyak melakukan praktek Obstruksi (cawe-cawe), disobedient (pembiaran terhadap peristiwa pelanggaran hukum) kolusi serta nepotisme disektor penegakan hukum oleh KPK, KPU dan Polri, MK serta Kejaksaan Agung RI termasuk KomnasHam.