Dengan demikian, lanjut Ia, para pemangku kepentingan pendidikan, seperti pemerintah, pendidik, tokoh agama, dan keluarga, harus membangun ekosistem pembelajaran berbasis nilai Qur’ani untuk menyiapkan generasi yang siap menyongsong Indonesia Emas 2045.
Lebih jauh ia memaparkan bahwa Momentum Idul Adha harus menjadi titik tolak revitalisasi pendidikan nilai. Kesabaran dan pengorbanan Nabi Ibrahim dan keluarganya adalah cermin bagi kita semua untuk tidak menyerah pada tantangan zaman. Dengan karakter kuat dan pendidikan berbasis cinta serta nilai ketuhanan, kita mampu melahirkan generasi unggul yang bukan hanya cerdas, tapi juga beriman dan berakhlak.
“Mari kita pulang dari shalat Idul Adha ini dengan membawa semangat Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail ke dalam kehidupan sehari-hari. Mari kita sembelih ego kita yang sombong, kita tebas rasa tamak dan dengki, dan kita gantikan dengan ketundukan, keikhlasan, dan ketakwaan yang sejati. Semoga Allah menjadikan kita termasuk hamba-hamba-Nya yang senantiasa berserah diri kepada-Nya dalam segala keadaan.” Kata Rusdiana,yang juga pembina YPI Al Misbah Bandung*** rie