Sehingga “artefak budaya politik” peninggalan Jokowi lumrah dan wajar, sehingga hal yang biasa-biasa saja, karena memang hal yang patut dan mudah untuk “dienyahkan” sedini mungkin oleh seorang Prabowo yang realitas memegang kendali di tampuk kekuasaan
Lalu terhadap perlawanan “Jokowi dan kroni” kini masyarakat dijejali nuansa isu naif (bloon-isme) konsep politik modern ala revolusi mental, metode intrik-intrik diskursus politik kekanak-kanakan yang digunakan oleh “Jokowi dan Gibran dan kroni”, namun hasilnya cukup membahayakan Konsep Tujuan Bernegara RI yang terdapat pada preambule alinea keempat UUD 1945.
Wujud contoh daripada gejala-gejala politik kekanak-kanakan ini berpola rekayasa melalui gambar video sang sengaja diedarkan dengan misi sarat alih isu, diantaranya saat ini, Jokowi naik motor dan tanda tangan di motor lalu dipublis, kemudian diikuti isu kelas tinggi, dengan pola memperalat KPK untuk berita seksi dengan pola menjadikan mesin sekaligus tangan kanan politik Megawati, Hasto Kristiyanto menjadi TSK, sekaligus menunjukan kekesalan Jokowi kepada Megawati yang menolak dirinya 3 periode plus memberhentikannya sebagai kader PDIP. Sehingga pupus harapannya menjadi Ketum PDIP melalui konsep politik “teori Moeldoko”.