Dikatakan Yudia, pada awal dirinya menjabat, terdapat 383 Kepala Keluarga (KK) atau lebih dari 10 ribu jiwa yang tergolong miskin ekstrem. “Kini, angka tersebut sudah terhapus. Kita juga berhasil mempekerjakan 500 orang usia produktif dari kelompok miskin ekstrem, yang secara signifikan menurunkan angka pengangguran,” katanya.
Ia menambahkan, tantangan di tahun 2025 semakin berat. “Meski kemiskinan ekstrem telah mencapai nol, ‘pekerjaan rumah’ masih tersisa untuk menjaga keberlanjutan dan memastikan semua elemen masyarakat merasakan dampak pembangunan,” tuturnya.
Menurutnya, aplikasi Raharja menjadi instrumen penting dalam memantau kondisi di lapangan. “Intervensi melalui lima program seperti peningkatan pendapatan, penyediaan lapangan kerja, pemberian kartu tangkis, serta akses BPJS, menjadi kunci kesuksesan,” ujarnya.