Bandung, BEDAnews
Kelompok petani sapi perah yang tergabung dalam kelompok peternak sapi Tanjung Sari, merasakan kesulitan untuk mempertahankan kelangsungan pekerjaannya sebagai peternak sapi perah apabila tidak ada turun tangan dari pemerintah, terkait dengan mahalnya biaya pemeliharan dan pakan ternak yang tidak seimbang dengan ongkos produksi mereka.
Sebagaimana dikatakan salah seorang peternak Sapi perah yang minta tidak disebut namanya ini pada saat mengikuti workshop Sapi perah di Dinas Peternakan Jabar. Jl. Dago, Bandung.
“Peternak keberatan dengan harga consentrat Sapi yang mencapai Rp. 2100/kg serta harga rumput/jerami yang mencapai Rp. 5000/perikat. Dengan kebutuhan pakan dan rumput rata-rata 8 kg perhari atau sekitar Rp. 50.000/hari, Sementara harga susu produksi hanya Rp. 3000/L dengan kapasitas 7- 10/l perhari. Pemerintah tidak melihat ke dalam permasalahan yang ada. Mereka hanya melihat dari yang sudah jadi saja,” tuturnya.
Berat sebenarnya untuk memelihara Sapi perah saat ini, ibarat simalakama aturannya ternak Sapi perah itu, sebagai sampingan saja. Siapa sih yang mau usaha rugi terus, sehingga banyak peternak yang beralih menjadi peternak domba, dan saat ini jumlah sapi perah diantara kelompok mereka dari 2400 saat ini tinggal 1800 ekor saja, ungkapnya. (hermanto)