Garut, BEDAnews
Lambatnya proses perekaman Kartu Tanda Penduduk elektronik (e-KTP) di kabupaten Garut, karena dihadapkan beberapa kendala seperti banyaknya data ganda, disamping banyaknya orang yang pindah.
Kepala Dinas Kependudukan dan catatan Sipil (Disdukcapil) kabupaten Garut, menyebutkan proses perekaman data E-KTP yang sudah diterima oleh masyarakat Garut hingga bulan Januari 2013 baru mencapai 85-persen.
“Proses pecapaian target E-KTP di kabupaten Garut menghadapi beberapa kendala, diantaranya, banyak E–KTP yang ganda dan sidik jari sama sedangkan nama yang berbeda. Hal itu bukan hanya terjadi di Garut, tetapi juga terjadi secara nasional,” kata Kepala Disdukcapil Kabupaten Garut, Drs. H. Darsani, M.Si., kepada Bedanews.com, Sabtu, (17/3/2013).
Darsani menjelaskan, KTP lama akan tetap berlaku hingga 31 Desember 2013, selanjutnya KTP non elektronik akan digantikan e-KTP yang berlaku secara nasional dan seumur hidup. Dengan tercapainya target perekaman e-KTP ini, imbuhnya, pemerintah berharap dapat memaksimalkan akurasi data kependudukan untuk mendukung Pemilu 2014 dan Pemilukada berikutnya, dan meningkatkan efektivitas pelayanan publik dan perencanaan pembangunan.
E-KTP juga diharapkan dapat meningkatkan keamanan negara. Pasalnya, Kemendagri akan bekerjasama dengan Kepolisian agar data-data e-KTP dapat diakses untuk mengidentifikasi pelaku kejahatan, katanya.
Yang jelas kata Darsani, dari target Perekaman E-KTP di kabupaten Garut pada tahun 2012 itu mencapai 1.591.739, dan yang sudah terealisasi dan disitribusikan mencapai 1.32.809.
Diungkapkannya juga, sepanjang perekaman data e-KTP banyak ditemukan data ganda. Modusnya antara lain dengan melakukan 2 kali perekaman data di lokasi berbeda dengan menggunakan biodata yang berbeda. Di Garut, data Ganda tersebut mencapai jumlah 74.823 E-KTP, dan orang yang tidak ada ditempat dengan jumlah 7.959 orang.
E-KTP ini tidak bisa digandakan, tidak bisa dipalsukan, tidak bisa digunakan oleh orang lain. Pasti akan ketahuan dari sidik jari dan iris mata. “Temuan itu akan kita verifikasi agar tidak ada data yang ganda,” ujarnya. (Sighar)