Oleh karenanya ia meminta seluruh peserta workshop dapat berperan aktif di dalam diskusi panel sehingga dapat mendapat banyak masukan terkait kebijakan ekonomi daerah.
Ia pun berharap melalui workshop ini diharapkan dapat disusun target indikator makro ekonomi yang meliputi Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE), Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT), rasio gini, dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) khususnya untuk komponen pengeluaran per kapita yang disesuaikan.
“Berbicara ekonomi kota harusnya dapat kita dibangun secara bersama-sama baik oleh stakeholder pemerintahan maupun non pemerintahan bahwa pertumbuhan ekonomi tidak lepas dari pengaruh ekonomi regional, nasional dan internasional“
Covid 19 memberikan dampak yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi kota yang hingga kini masih terasa dan sekarang sudah ada pengaruh. Kini dihadapkan pula pada krisis global Rusia – Ukraina, meskipun pengaruhnya belum terasa secara signifikan tetapi sudah harus diperhitungkan pengaruh yang dapat terjadi ketika negara-negara besar mengalokasikan anggaran untuk belanja alat-alat perang pada krisis tersebut. Hal ini tentu dapat berpengaruh pada kekuatan daya beli negara-negara lain dan juga dapat berpotensi menghambat laju ekspor negara kita kepada negara lain. Pada akhirnya, rantai produksi di negara kita akan terganggu dan dapat menyebabkan pengangguran akan tetap tinggi. Oleh karena itu, dalam penyusunan indikator kerangka ekonomi makro daerah perlu dipertimbangkan secara matang. Berbagai pertimbangan perlu dipehitungkan jumlah industri yang kolaps dan perdagangan / UMKM yang terdampak sehingga perumusan pencapaian indikator relatif lebih progresif khususnya terkait tingkat pengangguran terbuka, laju pertumbuhan ekonomi, kesenjangan ekonomi (rasio gini), dan secara akumulasi ekonomi untuk IPM.