BANDUNG. BEDAnews.com – Regulasi atau aturan dibidang kepegawaian akhir akhir ini sangat cepat mengalami perubahan. Kondisi ini menuntut aparatur sipil negara atau pegawai negri sipil (asn/pns) untuk selalu meningkatkan kemampuan dan pengetahuannya.
Demikian disampaikan Kepala Bagian Umum Set DPRD Prov Jabar Dr. H. Dodi Sukmayana, SE.,MM. terkait dengan kewajiban PNS Setwan Jabar untuk meningkatkan kemampuan dan pengetahuannya, kepada BEDAnews.com diruang kerjanya di Gedung DPRD Jabar Jl. Diponegoro 27 Bandung. Jumat lalu.
“Kita membahas masalah perlunya PNS itu meningkatkan kemampuan dan pengetahuan, sadar tidak sadar, suka tidak suka, perubahan terus berjalan regulasi terus berubah. Saya tekankan kepada bagian kepegawaian khususnya di bagian umum, agar meningkatkan kemampuan dan pengetahuan karena regulasi dibidang kepegawaian itu sangat cepat berubah.” Ungkap Dodi.
Disebutkan. Kedepan mereka yang dikepegawaian itu, bukan hanya sebagai staf kepegawaian tetapi juga sebagai staf yang ditempatkan sebagai konselor untuk pegawai semua.
“Dia bisa memberikan nasehat, bisa memberikan arahan, memberikan pembinaan, termasuk pengendalian tetapi dengan proses konseling, jadi kalau ada seseorang yang terkait dengan masalah kepegawaian, staf kepegawaian itu tidak ambigou, tidak diam tetapi dia itu harus jadi seorang konselor, harus bisa memberikan arahan, membina dan memotivasi semuanya.” Tuturnya.
Dodi menyebut. Seperti apel pagi, itu sebenarnya bukan hanya sebuah kewajiban dari semua pegawai, tetapi juga sebagai persiapan pelaksanaan tugas, kita tahu berapa kekuatan hari ini, karena kita akan melaksanakan tugas, kita harus tahu pasukan kita sudah siap belum nih.
Jadi filosofinya dari apel pagi itu sebagai bentuk kesiapan dari semua personil yang ada di setwan, sekaligus apel pagi itu sebagi sebuah media menyampaikan informasi, jadi informasi penting itu disampaikan di apel pagi.
“Makanya yang perlu disampaikan pada apel pagi itu informasi-informasi yang menjadi isu krusial saat itu, atau tematik, hari ini lagi isu apa nih, kita sampaikan disitu biar pada saat mereka masuk ke masyarakat mereka bisa sampaikan itu, bahwa bukan begitu tetapi begini, karena mereka itu secara tidak langsung adalah untuk memberikan informasi kepada masyarakat. Mereka harus paham semua bidang yang terkait dengan pemerintahan. Karena tidak sedikit mereka itu diam di zona nyaman yang tahunya hanya itu-itu saja.”
Makanya saya tekankan, setiap kali untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan, karena ke depan tantangan kita akan lebih berat apalagi ini tahun politik, tentu akan lebih berat.
Dikatakan Akademisi Universitas Winaya Mukti ini. Untuk meningkatkan kemampuan dan pengetahuan itu orang akan bicara bintek, bicara sekolah, tetapi tidak harus seperti itu, seorang kepala bagian, seorang pimpinan baik itu sekwan, kepala bagian, bawahannya, dia itu sebagai mentor, melakukan transfer of knowledge itu kebawahannya, sesama staf transfer pengetahuannya ke sesama rekannya.
Karena seorang pemimpin itu harus menciptakan suatu unit kerja itu sebagai sebuah unit pembelajaran, bukan sebagai unit instruksi atau unit perintah, tetapi sebagai unit pembelajaran, jadi seorang pemimpin di unit itu, sebagai mentor dia harus memberikan pembelajaran berbagai hal terkait dengan keilmuannya. Tidak harus selalu dengan bintek.
Banyak ilmu-ilmu yang bisa kita pahami dari pengalaman seseorang. Saya yakin setiap orang punya kelebihan setiap orang punya kelemahan. Jadi kelebihan itu untuk menutupi yang kekurangan, sehingga yang kekurangan itu bisa berkembang.
Jangan sampai atasan itu berpikir hanya untuk dirinya sendiri tetapi dia harus mampu berbagi ilmu dengan bawahannya itu, beri mereka kesempatan menggali seluas luasnya.
Lebih jauh diungkapkan. Di bagian umum ini, dari a sampai z, dari penerima surat sampai atas itu harus mampu menganalisis pekerjaan sendiri, bukan hanya menghapal, kalau menghapal aja itu mudah, tetapi harus menjiwai harus paham, dan dia harus mentransfer ilmu jangan takut ilmu itu akan habis, dia harus mencari tantangan baru.
“Karena itu di bagian umum, ruang diskusi antara bawahan atasan itu harus dibuka, jangan jaga jarak antara atasan dan bawahan, sudah tidak jamannya lagi atasan itu hanya angkat jari di telunjukkan. Tetapi sudah musimnya kita angkat tangan kita tarik tangannya kita gandeng ke depan. Seperti itulah konsepnya .” Pungkas Dodi yang dosen Pasca sarjana di Unwim ini@herz












