Dalam hadis lain Rasulullah saw.bersabda: “Imam (khalifah) adalah raa’in dan ia bertangung jawab atas pengurusan rakyatnya” (HR al-Bukhari).
Makna raa’in adalah penggembala, pemimpin atau penjaga. khalifah Umar bin khattab rela memanggul gandum demi untuk diberikan kepada seorang ibu dan anak-anaknya yang tengah kelaparan. Itupun dilakukan dengan rasa senang dan ikhlas tanpa sedikitpun menunjukkan rasa lelah karena merupakan bagian dari tanggungjawabnya sebagai seorang khalifah demi mengurusi umat.
Kepemimpinan dalam Islam sangat jauh berbeda dengan kepemimpinan pada masa sekarang, karena tujuannya sudah melenceng yaitu mengejar materi dan kedudukan. Makanya berlomba-lomba ingin jadi pemimpin walaupun modalnya besar. Sedangkan pemimpin atau khalifah pada masa kejayaan Islam begitu amanah, ikhlas, tanpa kenal lelah dan capek hanya mencari ridha Allah semata. Amanah kepemimpinan tidak akan diberikan kepada yang menginginkan, akan tetapi bilamana diminta atau dipilih rakyat, memandangnya sebagai amanah yang harus dijalankan sesuai perintah Allah. Dalam sistem Islam tidak akan terjadi suksesi kepemimpinan seperti dalam sistem kapitalisme. Sebab bukan ajang untuk memperkaya diri apalagi hanya gagah-gagahan. Pemimpin dalam Islam adalah pelayan rakyat yang menerapkan syariah Islam kaffah dalam berbagai aspek kehidupannya. Tidakkah kita merindukannya? Wallahu a’lam bi ash shawab