Namun hal yang justru menarik adalah, justru saat dia (sengaja) membaca sebuah pantun yang jelas dimaksudkannya untuk menyindir Kepala daerah dan wakil yang berasal dari partai tertentu berikut ini: “Anak merajuk matanya merah, bertemu Pak Raden diberi kedondong. Kalau sudah jadi kepala daerah, perintah Bapak Presiden dipatuhi dong”. Jelas benar pemilihan diksi “merah” itu adalah untuk ditujukan ke warna khas partai tertentu, sekilas mirip gaya penulisan di Akun Kaskus Fufufafa satu dekade silam.
Kesimpulannya, wajar jika masyarakat sebenarnya juga berhak untuk mengetahui materi apa yang diberikannya secara langsung, bukan hanya resume atau potongan video yang sudah diedit atau direkasaya faktanya untuk dibahas secara utuh yang disampaikannya. Jangan-jangan malah salah pantun yang dibacanya dan berbunyi “Fufufafa bikin heboh di Kaskus, Samsul datang bawa Asam Sulfat. Narkoboy hampir saja jadi kasus, Sekolah amburadul tidak manfaat” #IndonesiaGelap. Ambyar.