Oleh karenanya, wajar kalau mostly masyarakat kini meragukan apa materinya yang mau disampaikannya kepada Para Kepala dan Wakil Kepala daerah saat Retret di Akmil Magelang, kalau pemilihan kata dasar yang digunakannya saja sudah sering salah, seperti kata “para-para” diatas. Bagaimana bisa si Fufufafa memberikan materi kepada para Kepala dan Wakil kepala daerah itu yang rata-rata sebenarnya memiliki tingkat kapasitas dan kapabilitas lebih tinggi dan cakap dari yang memberikan materinya? Terwelu.
Itulah juga yang membuat Pengamat Kebijakan Umum Hukum dan Politik, Damai Hari Lubis (DHL) sampai menulis dan menyentil saya dalam artikelnya kemarin: “Gibran Pemberi Materi di Retret: Roy Suryo Tersenyum atau Geleng-Geleng Kepala?” : fusilatnews.com/gibran-pemberi-materi-di-retret-roy-suryo-tersenyum-atau-geleng-geleng-kepala/ . Tulisan singkat namun padat tersebut sangat bisa menggambarkan bagaimana penilaian masyarakat secara umum di Indonesia terhadapnya.