Pangdam juga menyoroti perlunya peningkatan situational _awareness_ di kalangan Pimpinan satuan. Kemampuan menganalisis lingkungan, mengenali anomali, dan membangun kepekaan terhadap dinamika sosial menjadi kompetensi kunci yang harus diasah secara terus-menerus.
Terkait pembinaan intelijen, Mayjen Deddy mendorong pelaksanaan latihan berbasis skenario nyata, termasuk penyusunan_Table Top Exercise_ dan bagaimana melaksanakan latihan penguasaan peralatan teknologi modern seperti Drone, perangkat OSINT dan alat komunikasi terenkripsi.
Dari sisi personel, Pangdam menegaskan pentingnya penerapan sistem seleksi yang meritokratis, pendidikan yang relevan dengan tantangan kekinian, serta promosi berbasis prestasi. “Diharapkan para prajurit tidak hanya kuat secara fisik, tetapi juga unggul dalam intelektual, disiplin dan integritas,” ujarnya.