“Prabowo butuh Gibran untuk menjaga stabilitas politik, tapi Gibran juga bisa menjadi beban jika muncul ketegangan dengan basis lama Jokowi,” kata Muslim.
Bagi Prabowo, tantangan utama bukan hanya menjalankan pemerintahan yang efektif, tetapi juga menjaga
keseimbangan antara loyalis lama dan kekuatan politik baru. Dalam konteks itu, keberadaan Gibran bisa menjadi faktor krusial—antara penyeimbang atau batu sandungan.
“Kalau Prabowo bisa mengelola Gibran dengan baik, ini bisa menjadi model regenerasi politik yang elegan. Tapi kalau salah urus, bisa pecah di tengah jalan,” ujar Muslim Arbi.
Ia mengingatkan, pemerintahan baru harus berani menegakkan “lex justitia”, hukum yang adil bagi semua. “Jangan sampai ada kesan bahwa hukum tumpul ke atas tapi tajam ke bawah. Kalau masalah pendidikan Gibran tidak diselesaikan dengan transparan, itu akan jadi noda pertama dalam pemerintahan ini,” pungkasnya. (Red).