Kasus yang semula narasinya adalah baku tembak antara Bharada Eliezer dan Brigadir Yoshua, namun siapa sangka ternyata adalah pembunuhan berencana yang dilakukan oleh seorang Irjen Pol Ferdy Sambo yang notabene adalah komandannya.
Motif karena kemarahan dan merasa kehormatan keluarga tercabik, sang Jenderal bintang dua itu menghabisi supir kesayangan Putri Candrawathi yang tak lain adalah isterinya.
Rekayasa narasi, motif, kejadian, yang diperkirakan sempurna dan “selesai” dengan narasi baku tembak ini, ternyata ada suatu kekuatan ghaib atau tarikan kuat yang membuat kasus ini menjadi begitu mengemuka.
Kasus yang tadinya diyakini oleh FS “terkubur” bersama jasad Brigadir Yosua, dengan rekayasa yang akan berjalan mulus karena semua sudah diantisipasi sedemikian rupa, namun apa daya, segala tipu daya dan rekayasa itu tidak berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan bahkan jauh dari yang diperkirakan malah berakhir cukup tragis.