Lantas kemudian negara tampil “menyelamatkan” kondisi rakyat yang sedang dihadapkan dengan sulitnya hidup saat ini. Alih-alih ingin mengurangi beban rakyat, namun yang terjadi justru panic buying di tengah warga, mengapa?
Karena selama ini negara kerap mengambil kebijakan yang tiba-tiba. Rakyat telah terbiasa dengan situasi serba tak menentu. Maka ketika mendapati kebijakan yang dibuat pemerintah berupa penurunan harga kebutuhan pokok yang cukup drastis, tanpa pikir panjang mereka pun memanfaatkannya dengan cara membeli sebanyak mungkin untuk mengamankannya. Bahkan mereka rela antre demi mendapatkan harga bersubsidi.
Tentu itu berlaku bagi mereka yang memiliki kemampuan harta. Sedang bagi rakyat yang tergolong kurang/miskin, hanya bisa mengelus dada dan pasrah. Astaghfirullah.