Chalil, Moenawar (2001), menjelaskan bahwa, pengiriman utusan dan surat-surat dakwah diadakan pada akhir tahun keenam Hijriah. Salah satu surat ditujukan kepada amir di Bushra. Utusan yang dikirim ialah Al-Harits bin Umair Al-Azadi. Namun, Al-Harits dibunuh di Mu’tah sebelum Amir Bushra menerima surat dakwah. Al-Harits dibunuh oleh Syurahbil bin Amr al-Ghassani. Syurahbil merupakan salah satu pembesar negara di Mu’tah. Atas perlakuan ini, Muhammad SAW mempersiapkan pasukan Muslimin untuk berperang dengan pasukan Ghassaniyah di Mu’tah pada tahun ke-8 Hijriah. (Chalil, Moenawar (2001)-Nasution, 2013).
Pertempuran Mu’tah terjadi di sebuah perkampungan bernama Mu’tah. Lokasi Mu’tah berada di wilayah sebelum memasuki Syam. Perjalanan dari Mu’tah menuju ke Baitul Maqdis ditempuh selama dua hari bila berjalan kaki (zulyadin&Sugiarto 2021). untuk hal itu Ridha (2021), menengaskan Pertempuran Mu’tah terjadi pada bulan September 629 M. Kejadiannya bertepatan dengan bulan Jumadil Awa 8 H. (Baca:https://bedanews.com/mengupas-5-keistimewaan-bulan-jumadil-awal).