Karakter-karakter di atas layak hadir pada semua penghuni kampus. Kampus harus memberi kesempatan kepada civitas akademika untuk berpikir secara luas dan terbuka. Berpikir luas menandakan kedalaman ilmu. Berpikir terbuka artinya menghargai perbedaan, menghargai keragaman. Ini artinya moderasi dalam berpikir.
Kampus harus menghadirkan suasana religius. Terlebih kampus-kampus Islam. Terlebih lagi pada perilaku-perilaku akademik. Suasana religius tidak harus selalu formalistik-lahiriah. Yang terpenting lagi adalah pada perilaku.
Kampus harus menghadirkan acuan-acuan nilai yang menjadi rujukan dalam berpikir dan beranalisis. Bebas, tapi ada batasnya. Nilai-nilai itulah yang membatasi kebebasan. “Berpikirlah tentang makhluk, bukan tentang substansi (Dzat) Penciptanya, karena pikiran tidak akan sanggup menjangkaunya,” begitu Nabi mengingatkan tentang keterbatasan jangkauan otak.