Acara itu juga dihadiri oleh anggota Komisi I DPR RI, HM Arwani Thomafi, Ketua Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) DKI Jakarta, Kawiyan serta perwakilan dari berbagai Ormas Islam seperti Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, Mathla’ul Anwar, dan Majelis Rasulullah.
Menko Polhukam lebih lanjut mengemukakan, jihad jangan diartikan sempit sebagai perang fisik. Orang yang berjihad, lanjutnya, adalah orang yang berubah akhlaknya dalam pergaulan dan dalam bermuamalah, toleran (menerima perbedaan), dan melaksanakan dakwah dengan cara-carayang santun; dan berjihad di era sekarang ini harus masuk ke dunia digital.
“Mari kita ber-Islam dengan baik dengan menerapkan nilai-nilai Islam Wasathiyah yaitu Islam yang berkemajuan, toleran, membentuk kehidupan kemasyarakatan yang damai dan saling menghargai, mengejawantahkan ajaran agama yang inklusif serta bersatu dan berkeadaban,” katanya.