Oleh: A. Rusdiana
“Evaluasi berbasis cinta, seperti adu finalti, bukan untuk menghukum, tetapi menyemangati proses pembelajaran menuju transformasi bangsa.”
Tanggal 25 Juli 2025 menjadi momen yang membanggakan: Indonesia berhasil menyamakan kedudukan melawan Thailand dalam pertandingan final dan akhirnya menang 8-7 melalui adu penalti.
Dalam euforia kemenangan ini, muncul pertanyaan klasik di grup-grup komunitas: “Cing dosa naon atuh sepak bola Indonesia teu maju-maju?” Pertanyaan itu direspons jenaka namun tajam, “Sanes dosa kang, beda urus jeung beda parab, mun domba adu Garut mah.” Sebuah analogi cerdas: kualitas tidak tumbuh sendiri, ia perlu diurus, dibina, dan diberi pakan bergizi secara konsisten.
Kemenangan ini bukan akhir, melainkan cermin evaluasi.