Redistribusi guru kini dilakukan dua kali setahun (April dan November), berbasis aplikasi digital Ruang SDM, yang telah digunakan oleh 132 pemerintah daerah dan 10 yayasan pendidikan.
“Redistribusi guru dan pendidikan inklusif adalah dua kebijakan yang saling melengkapi: yang satu memastikan pemerataan tenaga pendidik, yang satu menjamin kesetaraan kesempatan belajar,” ujar Dirjen Nunuk.
Ia menambahkan, hingga Desember 2024, kekurangan guru nasional tercatat 374.154 orang, sementara terdapat kelebihan 62.764 guru ASN dan 166.618 guru non-ASN di sejumlah daerah. Tahun depan, pemerintah juga akan melatih 18.000 guru pendamping khusus melalui fasilitator nasional yang telah disiapkan.
Menutup sambutannya, Menteri Mu’ti mengatakan bahwa, redistribusi guru dan pendidikan inklusif akan memperkuat fondasi layanan pendidikan di seluruh Indonesia.











