Inilah makna pendidikan sebagaimana diajarkan oleh Ki Hadjar Dewantara bukan sekadar transfer pengetahuan, melainkan penuntunan yang sesuai kodrat anak. Kita tidak bisa membentuk anak menjadi versi kita. Kita hanya bisa membimbing mereka menemukan versi terbaik dirinya.
Menyiapkan Anak untuk Hidup, Bukan Hanya Lulus
Fakta bahwa satu dari lima anak Indonesia mengalami gangguan kesehatan mental (data Kemenkes RI 2023), menjadi alarm keras bahwa kita mungkin gagal memahami kebutuhan batiniah anak-anak. Kita terlalu fokus mengejar nilai, namun abai pada jati diri. Terlalu sibuk mengukur IQ, tapi lupa memupuk ketangguhan psikologis.
Pendidikan hari ini harus kembali ke ruh-nya: bukan mempersiapkan anak untuk sekadar lulus ujian, tapi untuk hidup dalam dunia nyata. Hidup yang penuh ketidakpastian, perubahan, dan tantangan. Mereka harus siap gagal, siap bangkit, siap menjadi diri sendiri bukan hanya siap menghafal.